Jurnal Monolog Refleksi:
Apa rencana ke depan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana Anda bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan Anda? Siapa yang akan membantu atau mendampingi Anda?
Dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika, langkah awal yang saya lakukan adalah berencana untuk menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan saat dihadapkan dengan suatu masalah dalam kehidupan keseharian terutama saat menjadi pemimpin pembelajaran.
4 paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untuk yang lain, kelompok yang lebih besar. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.
Dilema rasa keadilan lawan rasa kasihan adalah memilih antara penegakan keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.
Dilema kebenaran lawan kesetiaan yakni apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
Sedangkan dilema jangka pendek lawan jangka panjang adalah memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang.
Adapun 3 prinsip resolusi penyelesaian dilema (kidder, 2009, h. 144) diantaranya adalah:
- Berpikir berbasis hasil akhir (End based-thinking)
- Berpikir berbasis peraturan (Rule-based thinking)
- Berpikir berbasis rasa peduli (Care-based thinking)
Berpikir berbasis hasil akhir (End-basedthinking) yakni melakukan sesuatu demi kebaikan orang banyak. Berpikir berbasis peraturan (Rule-based thinking) yakni menjunjung tinggi nilai/prinsip dalam diri. Berpikir berbasis rasa peduli (Care-based thinking) yakni melakukan apa yang kita harapkan orang lain lakukan kepada kita. Dengan memiliki 3 prinsip di atas, penulis memiliki petunjuk dan arahan agar dapat mengambil keputusan secara tepat dan efektif.
Dan berikut adalah 9 Langkah Pengujian dan Pengambilan Keputusan:
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
4. Pengujian benar atau salah: Uji Legal (Apakah ada pelanggaran hukum dalam situasi ini), Uji Regulasi/profesionalitas (Apakah ada pelanggaran peraturan/ kode etik), Uji Intuisi (Menurut intuisi/perasaan kita, apa ada yang salah), Uji Halaman Depan Koran (Apabila hal ini dipublikasikan (warga di luar sekolah tahu), apakah akan merasa malu dan tidak nyaman), dan Uji panutan/idola (apa yang dilakukan orang bijak jika masalah ini terjadi).
5. Pengujian paradigma Benar Lawan Benar
6. Melakukan prinsip resolusi
7. Investigasi opsi trilemma (Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif lainnya yang tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini)
8. Membuat Keputusan
9. Melihat kembali keputusan dan merefleksikan
Dari 4 paradigma, 3 prinsip resolusi, 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa membuat keputusan yang efektif bukanlah perkara yang mudah. Namun pedoman di atas dapat membantu penulis sebagai pemimpin pembelajaran untuk mengidentifikasi resiko, kelayakan, dan implikasinya dari setiap opsi keputusan dan bisa menganalisis masalah yang terjadi sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap masalah yang dihadapi.
Pengambilan keputusan dapat dikatakan efektif apabila keputusan yang diambil mengacu pada prinsip resolusi, telah melalui 9 langkah pengujian, membawa kepada win-win solution, peningkatan hasil, kinerja, dan mencapai tujuan yang diharapkan
Dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mendampingi saya dalam menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari program guru penggerak ialah orang-orang yang memiliki kapasitas sesuai dengan kompetensi dan bidangnya serta memiliki rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan suatu keputusan serta dapat menentukan tindakan yang harus dikerjakan agar masalah itu dapat selesai. Misalnya kepala sekolah, teman sejawat, serta komunitas praktisi yang terbentuk di lingkungan sekolah.
Bagaimana Anda akan menerapkan pengambilan keputusan seperti ini pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?
Dalam pengambilan keputusan, penulis akan berusaha merealisasikan dalam bentuk komitmen diri dan bersama sehingga keputusan yang dibuat melibatkan partisipasi seluruh elemen dengan tetap menjaga komunikasi dan hubungan baik dan yang terpenting dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pemimpin pembelajaran harus bisa membuat keputusan dengan melalui proses dan tahapan-tahapan tertentu agar keputusan yang diambil dapat membawa kebaikan, kepuasan, dan bisa menyelesaikan masalah baik terhadap murid maupun guru-guru lain-lain yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
Saya akan menerapkan pengambilan keputusan yang telah saya pelajari di modul 3.1 yakni saat terjadi kasus dilema etika (benar vs benar) atau bujukan moral (benar vs salah) di lingkungan sekolah yang menuntut saya mengambil keputusan terbaik di saat itulah saya akan mengidentifikasi paradigma, menentukan prinsip resolusi, mengambil langkah-langkah pengujian dan juga pengambilan keputusan. Semoga kerangka tulisan sederhana ini akan membantu kita untuk memikirkan dengan baik berbagai aspek sebelum memutuskan sesuatu.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.